Translate

Cari Artikel

Asal Usul Sejarah Angklung (Alat Musik)

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat.
Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.

Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

ASAL USUL SEJARAH ANGKLUNG
Tidak ada petunjuk sejak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara sampai awal penanggalan modern,
sehingga angklung merupakan bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.

Catatan mengenai angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16).
Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya.
Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).
Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi.
Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau.
Kemunculannya berawal dari ritus padi.
Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.

Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen).
Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran.
Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung,
pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.

Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung.
Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung.
Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera.
Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.

Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

Angklung memiliki jenis berbeda - beda dari setiap tempat diindonesia, berikut saya paparkan sedikit dari jenis - jenis angklung yang ada di Indonesia.

ANGKLUNG KANEKES
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang Baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.

Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan saat terang bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil membuat posisi berdiri sambil berjalan dalam formasi lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh adat dengan berbagai aturan pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melakukan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.

Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.

Di Kanekes yang berhak membuat angklung adalah orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal adalah Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.

ANGKLUNG DOGDOG LOJOR
Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.

Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan pengaruh modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini berpengaruh pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang sejak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan acara kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang.

Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.

ANGKLUNG GUBRAG
Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).

Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.

ANGKLUNG BADENG
Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.

Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.

Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.

Selain Jenis Angklung diatas, masih banyak sekali jenis dan ragam dari Angklung ini, antara lain :
Angklung Indung, Angklung Ambrug, Angklung Panempas, Angklung Pancer, Angklung Enclok, Angklung Badud, Angklung Bungko, Angklung Ciusul, Angklung Padaeng, angklung Sunda, dan masih banyak lagi.

Diambil dari Wikipedia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Angklung (Alat Musik)

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah ANTV (Stasiun Televisi)

antv (dieja Anteve, singkatan dari Andalas Televisi) adalah suatu stasiun televisi swasta nasional Indonesia.

antv dimiliki oleh konglomerat muda
Anindya Bakrie dan sekarang dikelola oleh Dudi Hendrakusuma,
yang menjadi Presiden Direktur dari stasiun televisi ini, dibawah PT. VISI MEDIA ASIA
Konglomerat media asal Amerika Serikat, Rupert Murdoch, membeli sekitar 20% saham antv pada 30 April 2006 melalui perusahaannya di Hong Kong, Star TV.

ASAL USUL SEJARAH ANTV
antv didirikan pada 1 Januari 1993 sebagai stasiun televisi lokal di kota Lampung.
Tanggal 18 Januari 1993 antv mendapat izin siaran nasional melalui Keputusan Menteri Penerangan RI No. 04A/1993.
Sepuluh hari setelah izin tersebut keluar antv mengudara secara nasional.
Studio antv yang semula berada di Lampung dipindahkan ke Jakarta.

Tepat tanggal 1 Maret 1993 antv untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum DPR/MPR.
Saat itu antv berhasil melakukan siaran langsung meliput jalannya kegiatan penting kenegaraan.
Momen istimewa itu yang kini dijadikan sebagai hari jadi antv.

Stasiun televisi ini pada mulanya dikhususkan pada pemirsa remaja (usia 13–25 tahun) dan pernah menyiarkan acara-acara MTV Indonesia hingga awal tahun 2000-an,
tetapi tahun 2002 stasiun ini berkembang menjadi stasiun untuk segala usia, sama dengan stasiun televisi yang lain.

antv berhasil mencatatkan prestasi gemilang di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyelenggara konser selama 72 jam yang diselenggarakan akhir tahun 2003.

Pada 30 April 2006 antv berhasil menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV.
Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20% saham STAR TV ke antv.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

LOGO ANTV
1. Logo ANTV pertama yang dipakai dari 1 Januari 1993 sampai dengan 13 Maret 2003
2. Logo ANTV kedua dipakai dari 13 Maret 2003 sampai dengan 30 April 2006
3. Logo ANTV ketiga dipakai dari 30 April 2003 sampai dengan 20 September 2009
4. Logo ANTV keempat dipakai dari 20 September 2009 hingga sekarang

Mulai September 2009, antv kembali mengubah logonya dengan kemiripan seperti logo yang lama.

Memiliki kotak yang berbentuk sama dengan logo sebelumnya, namun logo ini didominasi warna merah dengan bayangan berwarna kuning dan menggunakan huruf "antv".

Pancaran yang tebal dan berwarna merah menggambarkan kekuatan dan kepercayaan diri antv menuju masa depan yang gemilang, yang memperlihatkan ANTV dipersembahkan sebagai kebanggaan Indonesia.

Warna putih melambangkan tekad ANTV menjalankan usaha ini berdasarkan azas ketentuan yang berlaku dilandasi nilai-nilai kejujuran, ketulusan, serta menjunjung tinggi integritas bangsa.

Warna kuning melambangkan kemakmuran dimana kami berharap bahwa ANTV akan dapat memberikan kemakmuran kepada seluruh pemangku kepentingan.

SLOGAN ANTV
1. Wow Keren, Dipakai dari tahun 1993 - 2003
2. Makin Keren, Dipakai dari tahun 2003 - 2005
3. Makin Dekat, Makin Memikat, Dipakai dari tahun 2005 - 2009
4. TV Ramah buat keluarga, Dipakai dari tahun 2009 - 2010
5. Berkilau bersama ANTV, Dipakai dari tahun 2010 - ...

Daftar Direktur Utama ANTV
 1. Agung Laksono, dari tahun 1993 - 1998
2. Nenny Soemawinata, dari tahun 1998 - 1999
3. Azkarmin Zaini, dari tahun 1999 - 2000
4. Anton A. Nangoy, dari tahun 2000 - 2002
5. Anindya Bakrie, dari tahun 2002 - 2009
6. Dedi Hendrakusuma, dari tahun 2009 - ......

Saluran Affiliasi ANTV
1. TV7, dari tahun 2002 - 2005
2. TvOne, dari tahun 2006 - .............

Official Website :ANTV

Diambil dari Wikipedia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah ANTV (Stasiun Televisi)

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Band God Bless

God Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia.
Dasawarsa 1970-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka.
Salah satu bukti nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).

ASAL USUL SEJARAH BAND GOD BLESS
ERA 1970-an
Berdirinya God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan membentuk band sendiri yang lebih serius.
Beliau kembali dari Belanda bersama dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda).
Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk membentuk band.
Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas 'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta,
yang diikuti berbagai band dari Indonesia, Malysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.

Jockie Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless pada awal tahun 1973.
Beliau dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia.
Namun Jockie juga tidak bisa bertahan lama.
Posisi beliau pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.

Pada bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan.
God Bless pun melalui masa berkabung.
Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk keluar dari God Bless.
Dengan demikian, personil yang tersisa tinggal
Ahmad Albar dan Donny Fattah.
Untuk mengisi kekosongan pada keyboard, mereka mengajak Jockie untuk bergabung kembali.
Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.

Untuk mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti mati diatas panggung.

Pada awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu.
Mereka hanya band yang biasa membawakan lagu-lagu orang lain,
seperti Kansas, Easy Beast, Genesis, Deep Purple, pada setiap penampilan mereka.
Proses masuknya band legendaris ini kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba.
Mereka menulis lagu, dan lantas merekamnya.
Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara (ahli broadcast).
Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian.
Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama.
Dan pada tahun 1975, God Bless merilis album perdananya.

ERA 80-an
Menjelang pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut terlibat di pembuatan album Cermin (1980).
Berbeda dengan album sebelumnya yang rekaman jalan sambil menyelesaikan materi lagu, Album Cermin (1980) dikonsep dan dipersiapkan secara matang beberapa bulan sebelum masuk rekaman.

Pada album ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen lagu-lagunya terkesan lebih rumit, disamping membutuhkan skill masing-masing personil yang tinggi juga kekompakan dalam memainkannya,
seperti lagu Musisi, Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah.
Bahkan ketika rekaman, Teddy Sunjaya tidak menggunakan metronome seperti kebanyakan rekaman yang lain.
Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan cinta dalam pandangan secara sempit.
Album ini sering disebut-sebut sebagai album God Bless paling idealis dan terbaik dari sisi musikalitasnya.
Dan menjadi barometer kwalitas sebuah band rock waktu itu, manakala mampu memainkan lagu-lagu dari album Cermin.
Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan diri.

Pada sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God Bless sebagai lagu "wajib" juga personilnya menjadi juri di festival yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass Rock, Elpamas, sampai Slank.

Dari sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan album come back
Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan.
Secara penjualan, album Semut Hitam ini adalah album God Bless paling laris.
Di album ini, terjadi lagi perubahan konsep musik God Bless.
Dari yang tadinya lebih bernuansa rock progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya pengaruh musik hard rock dan heavy metal, disamping unsur komersil untuk mempertimbangkan selera pasar.
Pun demikian, kwalitas musiknya masih tetap kental dipertahankan.

Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat terus berkarya dalam bidang musik rock.
Namun, setelah album Semut Hitam keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless.
Posisinya kemudian digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie.
Setelah masuknya Eet Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri.
Eet Sjahranie berhasil me-refresh sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif.
Ian Antono sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karier solo sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.

ERA 90-an
Setelah melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless, termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul.
'Workshop' yang mereka gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar.
Namun reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun 1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.

Walau tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik rock Indonesia
karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik tinggi.
Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian personil yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal
Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat dikatakan sebagai personil aktif grup.

ERA 2000-an
Pada Februari 2009 lalu, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang personil, yaitu
Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor).
Mereka menyatakan akan mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini.
Dan tepat pada awal Mei 2009, God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.

DISKOGRAFI ALBUM GOD BLESS
ALBUM
1. GOD BLESS
Dirilis tahun 1975
dengan label Pramaqua
berisikan 8 lagu :
- Huma Di Atas Bukit
- Rock DI Udara
- Sesat
- Eleanor Rigby (Cover the Beatles)
- Gadis Binal
- Friday on My mind (Cover easybeats)
- Setan Tertawa
- She Passed Away

2. Cermin

Dirilis tahun 1980
dengan label Billboard Indonesia
berisikan 9 lagu :
- Cermin
- Selamat pagi INdonesia
- Musisi Indonesia
- Balada SEjuta Wajah
- Sodom dan Gomorah
- Anak Adam
- Insan Sesat
- Ingat
- Tuan Tanah















3. Semut Hitam
Dirilis tahun 1988
dengan label Billboard Indonesia
berisikan 10 lagu :
- Kehidupan
- Rumah Kita
- Semut Hitam
- Damai Yang Hilang
- Orang Dalam Kaca
- Ogut Suping
- Suara Kita
- Badut-badut Jakarta
- Trauma
- Bla..bla...bla

4. Raksasa
Dirilis tahun 1989
dengan label Logiss Record
PRoduser Log Zhelebor
berisikan 10 lagu :
- Maret 1989
- Menjilat matahari
- Misteri
- Emosi
- Cendawan Kuning
- 2002
- Pemburu ilusi
- Sang jagoan
- Anak Kehidupan
- Raksasa

5. Apa Kabar
Dirilis tahun 1997
dengan label Logiss Record
PRoduser Log Zhelebor
direkam di Studio 301, Castlereagh, Sydney
berisikan 10 lagu :
- Apa Kabar
- Anakku
- Serigala Jalanan
- Asasi
- Diskriminasi
- Roda KEhidupan
- Pengamen Kecil
- Balada si Toha
- Nurani
- Kembali

6. 36 th
Dirilis tahun 2009
dengan label Nagaswara
PRoduser Ian Antono, Kharisma records
direkam di Gong Studio
berisikan 10 lagu :
- N.A.T.O
- Prahara Timur Tengah
- Karna Ku Ingin Kau Bahagia
- Biarkan Hidup
- Pudar
- Jalan Pulang
- Sahabat
- Syair untuk sahabat
- Dunia Gila
- Rock n ROll Hidupku

KOMPILASI
1. The Story Of God Bless
Dirilis tahun 1990
dengan label Logiss Record
PRoduser Log Zhelebour
berisikan 10 lagu :
- Huma diatas bukit
- Musisi
- She Passed Away
- Raksasa
- Kehidupan
- Cendawan Kuning
- Setan Tertawa
- Rumah Kita
- Menjilat matahari
- Sesat

2. 18 Greates Hits of God Bless
Dirilis tahun 1992
dengan label Logiss Record
PRoduser Log Zhelebour
berisikan 18 lagu :
- Balada Sejuta wajah
- Damai yang hilang
- Menjilat matahari
- Rumah kita
- Musisi
- Anak Kehidupan
- Sesat
- Trauma
- Misteri
- Raksasa
- Selamat Pagi indonesia
- Huma Diatas bukit
- Semut Hitam
- Setan Tertawa
- Cendawan kuning
- Kehidupan
- Maret 1989
- She Passed Away

3. The Greatest Slow Hits
Dirilis tahun 1999
dengan label Logiss Record
PRoduser Log Zhelebour
berisikan 12 lagu :
1. Aku Bersaksi
2. Huma Di Atas Bukit
3. Rumah Kita
4. Anakku
5. Anak Kehidupan
6. She Passed Away
7. Balada Sejuta Wajah
8. Pengamen Kecil
9. Damai Yang Hilang
10. Nurani
11. Mistery
12. Asasi


PERSONEL
1. Achmad Albar (Vokalis)
2. Ian Antono (Gitaris)
3. Donny Fattah Gagola (Bassis)
4. Yaya Moektio (Drums)
5. Abadi Soesman (Keyboard)


MANTAN PERSONEL
1. Eet Sjahranie (gitaris)
2. Teddy Sujaya (Drums)
3. Jockie Surjoprajogo (Keyboard)
4. Dedy Dores (Gitaris)
5. Keenan Nasution (Drums)
6. Gilang Ramadhan (Drums)
7. Indra Ras (Keyboard)

Diambil dari Wikipedia

Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Band God Bless

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah Setrika

Sejarah Setrika Periode Sebelum Masehi
Setrika dipercaya mulai dikenal dan digunakan orang sejak 400 SM oleh bangsa
Yunani. Saat itu, setrika digunakan untuk membuat lipatan-lipatan vertikal pada pakaian-pakaian kebesaran yang akan digunakan untuk melakukan upacara atau ritual tertentu.

Bangsa Romawi juga tercatat pernah menggunakan setrika yang bentuknya sudah menyerupai setrika modern seperti sekarang.
Setrika yang digunakan oleh bangsa Romawi saat itu dinamakan prelum.
Jenis setrika ini menggunakan teknik pressing (tekanan), sehingga banyak orang yang menyebutnya mirip dengan alat pembuat anggur (winepress).

Berdasarkan catatan lainnya, setrika juga dikenal dan digunakan oleh bangsa China sekitar abad ke-1 SM.
Setrika ini berupa pot logam yang dapat diisi dengan bara api (arang membara).

Sejarah Setrika pada Periode Masehi
Seiring dengan berjalannya waktu, setrika juga terus mengalami perkembangan.
Berikut ini urutan perkembangan setrika periode tahun Masehi hingga sekarang.

* Awal abad ke-17 orang menggunakan setrika yang dikenal dengan sebutan sadiron.
Setrika jenis ini berbentuk potongan logam yang tebal dengan permukaan rata dan diberi pegangan.
Pada periode ini, setrika kemudian disempurnakan menjadi kotak logam bergagang yang dapat diberi bara api.
* Akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ditemukan setrika cetak (cast iron).
* Tahun 1800 ditemukan setrika gas (gas iron).
* Tahun 1800-an ditemukan setrika listrik.
Konsep Setrika Sadiron


Siapakah Orang yang Berperan Menemukan Setrika?
Pada dasarnya, penemu “setrika kuno” tidak dapat ditentukan secara pasti karena belum ada bukti sejarah yang menerangkannya.
Akan tetapi, banyak orang yang mempercayai kalau setrika listrik ditemukan oleh Henry W. Seely pada 1882.

Setrika listrik yang ditemukan oleh Henry tersebut berupa setrika listrik datar yang masih mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya lama untuk panas, tetapi sangat cepat dingin.
Oleh karena itu, beberapa ilmuwan setelah Henry mencoba melakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap teknologi setrika listrik.

Adapun ilmuwan-ilmuwan tersebut antara lain sebagai berikut.
* Crompton dan beberapa rekannya di perusahaan General Electrics menemukan setrika listrik bergagang pada 1892.
* Earl Richardson dan Joseph Meyers melakukan penyempurnaan terhadap setrika listrik, sehingga pada 1926 ditemukan setrika uap.

Saat ini, teknologi setrika listrik mengalami perkembangan yang pesat, sehingga saat ini di pasaran, setrika listrik terdapat dalam berbagai varian dan otomatisasi yang dapat memanjakan kita.

Diambil dari http://www.anneahira.com/-sejarah-setrika-.htm
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah Setrika

print halaman iniPrint halaman ini

Asal Usul Sejarah TMII (Taman Mini Indonesia Indah)

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.
Area seluas kurang lebih 250 kilometer persegi.
Taman ini merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah berarsitektur tradisional, seta menampilkan aneka busana, tarian dan tradisi daerah.
Disamping itu, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota

ASAL USUL SEJARAH TMII
Adalah Siti Hartinah Soeharto—yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto—mempunyai gagasan membangun kawasan wisata Taman Mini “Indonesia Indah”.
Prakarsa itu diilhami oleh pidato Presiden Soeharto tentang keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual.

Selaku ketua Yayasan Harapan Kita (YHK), yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968, Ibu Tien Soeharto menyampaikan gagasan pembangunan Miniatur Indonesia pada rapat pengurus YHK tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No. 8, Jakarta.
Bentuk dan sifat isian proyek berupa bangunan utama bercorak rumah-rumah adat daerah yang dilengkapi dengan pergelaran kesenian, kekayaan flora-fauna, dan unsur budaya lain dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia.
Gagasan itu dilandasi, antara lain, semangat untuk membangkitkan kebanggaan dan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa serta untuk memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain di dunia.

Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara yang juga dihadiri oleh Presiden, Ibu Tien Soeharto dengan didampingi Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud untuk pertama kalinya memaparkan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” di depan umum.
Berbagai saran, tanggapan, dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat pun muncul, yang sebagian besar mendukung pembangunan proyek tersebut.

Pada tanggal 11 Agustus 1971, dengan surat YHK, Ibu Tien Soeharto menugaskan Nusa Consultans untuk membuat rencana induk dan studi kelayakan.
Tugas itu selesai dalam waktu 3,5 bulan.

Lokasi pembangunan proyek awalnya berada di daerah Cempaka Putih, di atas tanah seluas + 14 hektar.
Namun Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menyarankan lokasi di daerah sekitar Pondok Gede, Kecamatan Pasar Rebo, dengan luas tanah ± 100 hektar.
Selain lebih luas, lokasi itu juga mengikuti perkembangan kota Jakarta di kemudian hari.
Ibu Tien Soeharto menerima saran tersebut, karena dengan lahan yang lebih luas memungkinkan proyek miniatur Indonesia menampilkan rumah-rumah adat daerah dan bangunan-bangunan lain dalam ukuran yang sebenarnya.

Pada tanggal 30 Juni 1972 pembangunan dimulai tahap demi tahap secara bersinambung.
Rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia berikut penyediaan airnya, Tugu Api Pancasila, bangunan Joglo, dan Gedung Pengelolaan disiapkan oleh Nusa Consultants berikut pembuatan jalan dan penyediaan kaveling tiap-tiap bangunan.
Rancangan bangunan lain, seperti bangunan khas tiap daerah, dikerjakan oleh berbagai biro arsitek, sedang Nusa Consultants hanya membantu menjaga keserasian secara keseluruhan.

Berkat kegotong-royongan semua potensi nasional:
masyarakat di sekitar lokasi, pemerintah pusat dan daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat lainnya, dalam kurun waktu tiga tahun pembangunan TMII tahap pertama dinyatakan selesai.

Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini “Indonesia Indah” diresmikan pembukaannya oleh Presiden Soeharto.

GAGASAN DAN SUMBER ILHAM
Tiada ketenaran tanpa awal gagasan dan karya yang mewujudkannya.
Ketenaran Taman Mini "Indonesia Indah" di seluruh Nusantara dan di berbagai bagian dunia, tidak dapat dilepaskan dari pangkal tolaknya yang berupa gagasan yang terdengarnya sederhana tetapi mengandung nilai yang sangat tinggi.

Gagasan ini berupa keinginan atau cita-cita untuk membangkitkan rasa bangga dan tebalnya rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, Indonesia.
Gagasan ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto.
Cita-cita ini diutarakan sebagai gagasan untuk mendirikan suatu tempat rekreasi yang mampu menggambarlan kebesaran dan keindahan Indonesia dalam bentuk miniatur.
Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no.8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970.

Sebagai pemrakarsa, Ibu Tien Soeharto (Ibu Negara) telah melihat jauh ke depan akan pentingnya menciptakan suatu bangunan miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya, kekayaan alam, kebudayaan dan kekayaan lainnya.
Bertekad cita-cita ini, dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

Prakarsa Ibu Negara ini bersumber pada kenyataan bahwa Indonesia dianugerahi kekayaan di berbagai segi dan sumber.
Pulaunya yang berjumlah belasan ribu. kelompok etnisnya yang memiliki ciri-ciri khas masing-masing, dalam bahasa, adat istiadat, perilaku tutur kata dan sebagainya, serta sumber daya alamnya yang sangat kaya ini tidak terlepas dari pengamatan Ibu Negara untuk melahirkan gagasan yang mulia dan sangat bermanfaat bila terwujud.

FILSAFAT DAN ASAS PENDIRIAN
Tentulah ada asas-asas filsafat yang dijadikan landasan pendirian proyek miniatur ini.
Kekokohan hasil proyek ini terbentuk berkat filsafat yang berpangkal pada amanat-amanat Presiden Republik Indonesia yang pada intinya ialah keseimbangan usaha pembangunan fisik dan ekonomi dengan pembangunan mental spiritual.
Filsafat inilah yang menjadi batu pijakan pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah".
Filsafat ini dijadikan pilihan landasan karena Ibu Negara sadar dan melihat bahwa pada awal pembangunan yang dilaksanakan pada akhir tahun 1960-an belum mendapatkan perhatian semestinya.
Karena kesadaran dan perhatian beliau inilah, beliau berprakarsa pelaksanaan pembangunan mental spiritual.

Secara lebih rinci ada lima aspek dan prospek yang dijadikan baik pijakan pembangunannya maupun pandangan dalam pengembangannya.
Kelimanya ini ialah spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, ekonomi, dan kesejahteraan.
Pegangan teguh pada aspek dan prospek ini dapat dirasakan dan dilihat pada pengembangan yang telah berlangsung selama ini.

Aspek dan prospek spiritual serta pendidikan dan kebudayaan tidak terlepas dari pandangan Presiden Soeharto.
Mengenai aspek dan prospek spiritual beliau menyatakan bahwa setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial .
Mengenai pendidikan dan kebudayaan beliau mengungkapkan bahwa putra-putri harus menyiapkan diri sejak sekarang.
melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri.
bangga kepada kebudayaannyan sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri, berusaha sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi .

Mengenai aspek dan prospek teknologi, kata-kata Neil Armstrong, angkasawan Amerika, manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, a little step of a man, a giant step of mankind yang artinya langkah kecil manusia tetapi berupa loncatan raksasa kemanusiaan, merupakan dambaan dalam membangun dan mengembangkan Proyek Miniatur "Indonesia Indah" ini.
Hanya dengan teknologi yang ditulang-punggungi ilmu, manusia dapat melangkah maju dalam mewujudkan keinginan peningkatan ke arah ekonomi dan kesejahteraannya.

Selanjutnya mengenai aspek dan prospek ekonomi, kata-kata Presiden Soeharto menjadi pegangannya.
Dikatakan oleh beliau bahwa,
"Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui pananaman modal, penggunaan teknologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen" .
Aspek dan prospek ini tidak terlepas dari aspek dan prospek berikutnya, yaitu kesejahteraan.
Oleh Presiden Soeharto, dikatakan bahwa
"Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju, bertambah sejahtera dan adil" .

Kelima aspek dan prospek tersebut saling berkait.
Kaitan inidalam pembangunan dan pengembangan Proyek Miniatur "Indonesia Indah terlihat nyata bila kita melihat taman miniatur ini secara keseluruhannya.
Secara keseluruhan di sini melibatkan penglihatan kita terhadap wujud fisik, yang berupa bangunan, yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi, dan sarana dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan, dan wujud program pergelaran yang mengandung aspek dan prospek spiritual, pendidikan dan kebudayaan, teknologi serta ekonomi dan kesejahteraan.
Jelaslah bahwa baik dari pandangan fisik maupun langkah operasional.
Proyek Miniatur ini erat berpegang pada aspek dan prospek pembangunannya.

Dengan filsafat ini sebagai landasan, ada sasaran yang ingin dijangkau oleh pendiri taman miniatur, yaitu meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain tentang Indonesia yang sebenarnya.
Ke dalam sendiri, jangkauan pelaksanaan proyek ini ialah terjadinya proses pendidikan dan peningkatan pengetahuan bangsa sendiri mengenai tanah airnya, sehingga terpupuklah rasa cinta kepada tanah airnya.
Inilah sebetulnya misi didirikannya taman miniatur ini.


ARTI TMII
Arti Taman Mini “Indonesia Indah”
adalah satu proyek untuk mencitrakan Indonesia yang lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini, berupa sebuah taman di atas sebidang tanah yang menggambarkan Indonesia yang besar ke dalam penampilan yang kecil

Bangunan pokok berupa danau buatan dengan pulau-pulau yang menggambarkan wilayah Indonesia.
Kepulauan buatan tersebut merupakan bagian terpenting dari proyek ini dan disebut Miniatur Arsipel Indonesia.
Pulau-pulau dibangun secara geografis di atas laut buatan sesuai dengan skala asli, dalam arti tinggi rendah daratan, hutan, keadaan gunung-gunung, dan tumbuh-tumbuhannya terlihat seperti perwujudan sesungguhnya.

Danau kepulauan ini, berikut bangunan-bangunan khas daerah di sekitarnya, secara keseluruhan dinamakan Taman Mini “Indonesia Indah”.

VISI , MISI, DAN TUJUAN TMII
Visi proyek adalah menjadikan Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai kawasan wisata budaya yang terkemuka.
Dengan visi tersebut, TMII menetapkan misinya sebagai wahana pelestarian, pengenalan, dan pengembangan budaya bangsa.
Oleh karena itu, sasaran pembangunannya tidak menitikberatkan pada keuntungan finansial melainkan pengembangkan kebudayaan nasional.

Maksud dan tujuan pembangunan Taman Mini “Indonesia Indah”:
* Membangun dan mempertebal rasa cinta bangsa dan tanah air.
* Memupuk serta membina rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
* Menghargai serta menjunjung tinggi kebudayaan nasional Indonesia dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang.
* Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam, dan warisan bangsa kepada sesama anak bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia.
* Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan kegiatan pariwisata, sarana promosi bagi tiap-tiap daerah di seluruh tanah air, dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah, menampung dan mengatur pemasarannya.
* Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada masyarakat Indonesia.

URAIAN TENTANG LOGO DAN MASKOT TMII
Dalam rangka meningkatkan citra positif dan menambah daya tarik masyarakat, pada 26 September 2007 diluncurkan logo baru “tmii” sebagai brand name.

Logo menggunakan empat warna dasar, yakni merah, biru, kuning, dan hijau, dengan pencitraan grafis huruf dan warna.
Merah melambangkan semangat,
biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan,
kuning lambang kekayaan dan keragaman budaya,
dan hijau mengacu pada kekayaan alam.

Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia.
Pewarnaan dari merah ”t” menuju ke kuning “i” mengandung filosofi pergerakan terbit sampai terbenamnya matahari,
warna biru adalah waktu saat beraktivitas dari kedinamisan, dan
warna hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran.
Grafis bulatan yang berputar tiada henti di atas kedua huruf “i” melambangkan kesatuan makna dari kata “Indonesia” dan kata “Indah”,
serta melambangkan TMII sebagai tujuan terbaik untuk melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.

Maskot berupa tokoh epos Ramayana, yakni Anjani Putra—disingkat NITRA—nama lain Sang Hanoman.
Tokoh NITRA menjadi icon TMII dan berperan sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informatif agar mudah diingat dan lekat di hati.
Penggunaan maskot NITRA diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto bertepatan dengan ulang tahun ke-16 TMII pada 20 April 1991.

Pemilihan tokoh NITRA didasarkan atas pertimbangan:
* NITRA berwujud kera putih yang perkasa, mempunyai kepribadian menonjol, seperti berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta.
* NITRA memiliki berbagai kesaktian, sehingga mampu membasmi angkara murka dan membela kebenaran.
* NITRA merupakan kesayangan dewa yang dikaruniai usia sangat panjang sebagai pembina generasi selanjutnya.
* NITRA mempunyai watak yang dapat diteladani dan dapat menjadi sumber inspirasi yang menyatu dengan misi TMII sebagai wahana pelestarian, pengenalan dan pengembangan budaya, duta seni, serta mewariskan segala sesuatunya untuk generasi yang akan datang.
* NITRA mencerminkan budi luhur, diharapkan menjadi suri tauladan bagi generasi muda dan menjadi pilihan idola yang bersumber dari nilai budayanya sendiri.
* Visualisasi NITRA mengarah pada bentuk fisik yang disesuaikan agar menarik dan disenangi anak-anak, remaja, dan dewasa: ramah dan lucu tetapi mempesona.
* Sebagai maskot, NITRA dapat berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi, antara lain berwujud boneka, logo, ataupun produk cetak dan cenderamata sesuai kebutuhan.


BAGIAN BAGIAN TMII
ANJUNGAN DAERAH
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional.
Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki.
Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia.


BANGUNAN KEAGAMAAN
Bangunan keagamaan diwakili oleh beberapa rumah ibadah agama resmi yang diakui di Indonesia, hal ini untuk menggambarkan toleransi dan keselarasan hubungan antar agama di Indonesia.
Bangunan-bangunan keagamaan antara lain:

* Masjid Pangeran Diponegoro
* Gereja Katolik Santa Catharina
* Gereja Protestan Haleluya
* Pura Penataran Agung Kertabhumi
* Wihara Arya Dwipa Arama
* Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa
* Kuil Konghucu (tengah dibangun)

SARANA REKREASI
* Istana Anak-anak Indonesia
* Kereta gantung
* Perahu Angsa Arsipel Indonesia
* Taman Among Putro
* Taman Ria Atmaja
* Desa Wisata
* Kolam renang Snow Bay


TAMAN
Di TMII terdapat sepuluh macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia:
Spherical cage Bird Park.

* Taman Anggrek
* Taman Apotek Hidup
* Taman Kaktus
* Taman Melati
* Taman Bunga Keong Emas
* Akuarium Ikan Air Tawar
* Taman Bekisar
* Taman Burung
* Taman Ria Atmaja Park, panggung pagelaran musik
* Taman Budaya Tionghoa Indonesia (tengah dibangun)


MUSEUM
Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya, flora dan fauna, serta teknologi di Indonesia. Terdapat 14 museum di TMII:

* Museum Indonesia
* Museum Purna Bhakti Pertiwi
* Museum Keprajuritan
* Museum Perangko
* Museum Pusaka
* Museum Transportasi
* Museum Listrik dan Energi Baru
* Museum Telekomunikasi
* Museum Penerangan
* Museum Olahraga
* Museum Asmat
* Museum Satwa Indonesia Komodo dan Taman Reptil
* Museum Serangga
* Museum Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
* Museum Minyak dan Gas Bumi
* Museum Timor Leste (bekas anjungan Timor Timur)

TEATER ATAU BIOSKOP
* Teater IMAX Keong Emas
Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX.
* Teater Tanah Airku
* Teater 4D

Official Website : TMII

Diambil dari TMII dan Wikipedia Indonesia
Baca Selengkapnya::: - Asal Usul Sejarah TMII (Taman Mini Indonesia Indah)

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah Bedug

Bedug senantiasa dikaitkan dengan media panggil peribadatan.
Ada pendapat tradisi bedug dikaitkan dengan budaya Cina.
Adanya Bedug dikaitkan dengan ekspedisi pasukan Cheng Ho abad ke-15.
Laksamana utusan kekaisaran Ming yang Muslim itu menginginkan suara bedug di masjid-masjid, seperti halnya penggunaan alat serupa di kuil-kuil Budha di Cina.
Ada pula pendapat bedug berasal dari tradisi drum Cina yang menyebar ke Asia Timur, kemudian masuk Nusantara.

Namun menurut Drs M Dwi Cahyono, arkeolog dari Universitas Negeri Malang yang melakukan studi bedug di Jawa bersama tim Sampoerna Hijau, pada masa prasejarah, nenek moyang kita juga sudah mengenal nekara dan moko, sejenis genderang dari perunggu.
Pemakaiannya berhubungan dengan religi minta hujan.

Kata Bedug juga sudah disinggung dalam kidung Malat, sebuah karya sastra berbentuk kidung.
Susastra kidung berisi cerita-cerita panji.
Umunya ditulis pada zaman Mahapahit, dari kurun waktu abad ke 14-16 Masehi.
Dalam Kidung Malat dijelaskan, instrumen musik membrafaon bedug dibedakan antara bedug besar yang diberi nama teg-teg dengan bedug ukuran biasa.

Bedug pada masa itu berfungsi sebagai alat komunikasi dan penanda waktu seperti perang, bencana alam, atau hal mendesak lainnya.
Dibunyikan pula untuk menandai tibanya waktu.
Maka ada istilah dalam bahasa Jawa:
wis wanci keteg.
Artinya ”sudah waktu siang”
yang diambil dari waktu saat tegteg dibunyikan.

Cornelis De Houtman dalam catatan perjalanannya D’eerste Boek menjadi saksi keberadaan bedug yang sudah meluas pada abad ke-16.
Ketika komandan ekspedisi Belanda itu tiba di Banten, ia menggambarkan di setiap perempatan jalan terdapat genderang yang digantung dan dibunyikan memakai tongkat pemukul yang ditempatkan di sebelahnya.
Fungsinya sebagai tanda bahaya dan penanda waktu.
Kesaksian ini jelas menunjuk pada bedug.

Kendati demikian, pengaruh Cina pun tidak dinafikan.
Ditilik dari sisi konstruksi, teknik pemasangan tali/pasak untuk merekatkan selaput getar ke resonator pada bedug Jawa, mirip pada cara yang digunakan pada bedug di Asia Timur seperti Jepang, Cina, atau Korea.
Bukti lain terlihat pada penampilan arca terakota yang ditemukan di situs Trowulan.
Arca-arca prajurit berwajah Mongoloid itu tampak menabuh tabang-tabang, sejenis genderang yang terpengaruh budaya timur tengah.
Kemungkinannya itulah instrumen musik yang dimainkan orang-orang Cina Muslim di ibukota Majapahit.

Menariknya, tabang-tabang sebenarnya merupakan instrumen musik yang sudah ada sejak masa Hindu-Budha.
Di dalamnya ada pengaruh kuat dari India dan budaya Semit beragama Islam.
Namun diperkenalkan dan dimainkan oleh masyarakat Cina Muslim.

Jadi, bedug bisa dikatakan contoh perwujudan akulturasi budaya waditra (instrumen musik membrafon, di mana secara fisiografis terjadi perpaduan antara waditra membrafon etnik Nusantara dengan wadistra sejenis dari luar seperti India, Cina, dan Timur Tengah.

Perjalanan bedug memasuki tahapan penting ketika kemudian menjadi bagian dari tempat peribadatan umat Muslim.
Tak ada yang dapat memastikan kapan dan bagaimana awalnya.
Namun jika ingin menacu pada catatan Cornelis de Houtman, bisa dipastikan mulai terjadinya setelah abad ke-16.
Bedug masuk ke masjid untuk melengkapi kentongan yang sudah ada sebelumnya.
Pada beberapa masjid besar seperti masjid-masjid peninggalan Wali Songo, kedua alat ini ditemukan berdampingan, misalnya di Masjid Menara Kudus.

Ketika masuk ke tempat peribadatan, bedug yang semula profan memperoleh tempat terhormat.
Di beberapa tempat seperti Masjid Agung Surabaya, Masjid Ciptarasa Cirebon, dan Masjid Agung Bagelen, bedug mendapat sebutan ”Kyai atau ”Sang”.
Kenyataan yang lain, bedug tua yang rusak juga tak segera disingkirkan, namun diganti bedug baru yang mendampinginya.

Diambil dari http://kumpulansejarah-di.blogspot.com/2010/01/sejarah-beduk.html
Baca Selengkapnya::: - Sejarah Bedug

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah Dasi

Dasi, menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika, punya sejarah panjang yang melilit perkembangannya.
Sejak zaman batu pun aksesori di leher dan dada sudah ada, khususnya untuk memberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.

Malah, pada masa Romawi kuno sudah dipakai kain untuk melindungi leher dan tenggorokan, khususnya oleh para jurubicara.
Pada perkembangannya prajurit militer Romawi pun memakainya.
Bukti dipakainya aksesori kain leher tampak pada patung batu di makam kuno, Xian, Tiongkok.

Aksesori leher terkenal lainnya muncul di masa Shakespeare (1564 - 1616), yakni "ruff".
Kerah kaku dari kain putih itu bentuknya serupa piringan besar yang melingkari leher.
Untuk mempertahankan bentuk, ruff sering dikanji.
Lambat laun orang merasa ruff yang bertumpuk-tumpuk hingga mencapai ketebalan beberapa sentimeter mengakibatkan iritasi.

Lahirlah "cravat" pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an.
Namun, Kroasia lebih tepat disebut sebagai tanah asal dasi.
Bahkan konon kata ini berasal dari nama negara Kroasia dalam bahasa setempat Hrvatska.

Ini sesuai penuturan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion, Paris, 1994). "...
Sekitar tahun 1635, sekitar enam ribu prajurit dan ksatria datang ke Paris, yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu.
Pakaian tradisional mereka amat menarik.
Sehelai sapu tangan diikatkan di leher dengan cara khusus.
Sapu tangan itu terbuat dari berbagai kain, dari yang serupa seragam, katun halus, hingga sutera.
Gaya unik ini segera 'menaklukkan Perancis'.
Apalagi cara ini lebih praktis ketimbang kerah kaku.
Sapu tangan itu cuma diikat, dengan ujung-ujungnya dibiarkan lepas."

Maka disebutlah sapu tangan itu cravat, artinya "penduduk dari Kroasia".

Sebagaimana aksesori leher di zaman batu, keindahan cravat dan cara mengikatnya menunjukkan kelas si pemakai.
Konon Beau Brummell (1778 - 1840), yang banyak mempengaruhi perkembangan mode, perlu waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya.

Banyak buku teknik mengikat cravat diterbitkan.
Salah satunya menampilkan 32 cara, meski kenyataannya ada lebih dari 100 cara yang resmi dikenal saat itu.
Begitupun, ada saja orang yang ingin mengekspresikan kepribadian mereka dengan kreasi sendiri.

Selanjutnya muncul adab mengenakan cravat. Seseorang pantang menyentuh cravat orang lain.
Kalau sampai terjadi, tindakan itu bisa berakibat fatal, yakni duel.

Bahkan takhayul pun berkembang di seputaran cravat.
Konon saat Napoleon Bonaparte mengenakan cravat hitam yang dililitkan dua kali memutari leher, ia selalu menang perang.
Celakanya, saat terjun di Waterloo ia memakai cravat putih.
Akibatnya? Ia pun "jatuh".

Tahun 1860-an cravat dengan ujung yang panjang mulai menyerupai aksesori leher modern alias dasi.
Ketika muncul mode kemeja berkerah, dasi disimpulkan di bawah dagu, ujung panjangnya terjuntai di depan kemeja.
Sementara dasi berbentuk kupu-kupu baru populer tahun 1890-an.

Dengan kemajuan teknologi, kini dasi jadi makin beragam warna, desain, dan teksturnya.
Alhasil, lebih dari 100 juta dasi menyerbu berbagai gerai dasi setiap tahun.

Pada tahun 2002 penyanyi asal Kanada, Avril Lavigne mempopulerkan pemakaian dasi secara casual bagi para remaja wanita.

Diambil dari http://kumpulansejarah-di.blogspot.com/2010/01/sejarah-dasi.html
Baca Selengkapnya::: - Sejarah Dasi

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah ANCOL (Taman Impian Jaya ANcol)

Sebagai kawasan wisata, Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri sejak abad ke-17.
Waktu itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Adriaan Valckenier, memiliki rumah peristirahatan sangat indah di tepi pantai.
Seiring perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi tempat wisata.

Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang kemerdekaan, Ancol terlupakan.
Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air dan lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh, dan berlumpur.
Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan bagaikan ‘tempat jin buang anak’.

Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah industri.
Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno.
Malah, Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata.
Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol.
Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta.
Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.

Sebagai salah satu lokasi tujuan wisata, nama Ancol bukan merupakan nama yang asing bagi warga kota Jakarta.
Kawasan wisata pantai yang memiliki beragam fasilitas hiburan ini juga telah dikenal sejak lama bahkan mungkin sebelum masa penjajahan Belanda.
Namun dengan berbagai keterbatasan informasi yang ada, sejarah kawasan ini baru diketahui sejalan dengan terbentuknya kota Batavia abad ke-17.

Secara umum posisi Ancol tidak menguntungkan karena merupakan dataran rendah yang dipenuhi rawa.
Meski demikian areal pantainya masih dianggap layak untuk dijadikan tempat tinggal karena letaknya yang landai dan dilindungi oleh gugusan kepulauan seribu, sehingga tidak memungkinkan dilanda amukan ombak laut Jawa.

Di lokasi pantai ini atau tepatnya diujung muara Ancol Vaart (sekarang kali Ancol), pemerintah kolonial Belanda pernah membangun sebuah benteng guna melindungi Batavia dari serangan musuh yang berasal dari laut (tidak ditemukan informasi mengenai tahun serta apakah lokasi benteng yang dimaksud sama dengan sisa benteng tua yang sekarang berada dalam kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol/Ancol Bay).

Selain sisa-sisa benteng, pantai Ancol juga memiliki sebuah bangunan tua bersejarah lain bernama Kelenteng An Xu Da Bo Gong Miao (sekarang Kelenteng Toapekong Ancol/Vihara Ancol.
Letaknya didalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol).
Klenteng ini diperkirakan dibangun tahun 1650 oleh para pengikut Armada Cheng Ho saat berlabuh di kawasan Jakarta.

Pesatnya perkembangan kota Batavia di abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18 membuat nama Ancol sebagai sebuah pantai yang terletak tidak jauh dari kota Batavia ikut terangkat.
Keindahan pantai Ancol yang terkenal sering dimanfaatkan sebagai lokasi peristirahatan oleh penduduk.

Seperti yang pernah diabadikan Johhanes Ranch dalam karya-karya lukisannya tentang Ancol, pada masa itu dengan mudah ditemukan banyak vila-vila peristirahatan berdiri di sekitar pantai ini, bahkan Gubernur Jendral Hindia Belanda Andriaan Valckneir disebut-sebut pernah memiliki tempat peristirahatan di lokasi ini

Sayang, seiring hancurnya iklim kota lama Batavia di akhir abad-18 akibat polusi dan berjangkitnya wabah penyakit, serta adanya eksodus warga Batavia ke wilayah kota baru Weltevreden membuat Ancol mulai ditinggalkan.
Kawasan berawa ini dikatakan sebagai salah satu daerah sumber penyebaran penyakit malaria yang terkenal dan memakan banyak korban jiwa saat itu.

Pada masa kekuasaan imperialisme Jepang dikisahkan, rawa-rawa sekitar Ancol sering dimanfaatkan sebagai ladang eksekusi dan tempat pemakaman warga eropa khususnya Belanda yang berani melawan Jepang
(beberapa sumber menuliskan setelah kekalahan Jepang oleh sekutu di perang dunia ke-II, makam-makam tersebut dibongkar dan dipindahkan ke lokasi pemakaman baru. Pemakaman ini sekarang dikenal dengan nama Everald Ancol atau Kuburan Belanda, terletak dalam kompleks Taman Impian Jaya Ancol).

Setelah peristiwa kemerdekaan negara Indonesia tepatnya tahun 1965, presiden pertama Indonesia Soekarno mencetuskan ide untuk mengangkat kembali pamor Ancol dengan menjadikannya sebagai sebuah sarana rekreasi bagi warga Jakarta. I
de ini sempat tertunda pelaksanaannya dan baru dapat diwujudkan saat pemerintahan Jakarta dijabat oleh Ali Sadikin, tahun 1966.
Diawali dengan hadirnya kawasan pantai Bina Ria Ancol yang terkenal dengan teater mobilnya di era 1970-an, kawasan Ancol terus menerus dibenahi.

Tahun 1984, sebuah arena permainan berteknologi tinggi bernama Dunia Fantasi mulai diperkenalkan guna melengkapi fasilitas-fasilitas yang telah ada lebih dulu.

Kini kawasan pantai Ancol tidak lagi dikenal sebagai kawasan terbelakang.
Namanya sudah berubah menjadi salah satu kawasan wisata dan hiburan terbaik yang ada di Jakarta.

Official Website :ANCOL

Diambil dari http://fotounik.net/sejarah-ancol/

Baca Selengkapnya::: - Sejarah ANCOL (Taman Impian Jaya ANcol)

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah AFC (Asian Football Confederation) / Konfederasi Sepakbola Asia

Konfederasi Sepak Bola Asia (dalam bahasa Inggris: Asian Football Confederation atau AFC)
adalah badan pengatur sepak bola di Asia, tidak termasuk Siprus dan Israel, tetapi mencakup Australia.

AFC mempunyai 46 negara anggota yang mayoritas terletak di Asia.
Negara yang memiliki wilayah di Eropa dan Asia, seperti Turki, Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia, dan Rusia, tergabung ke dalam UEFA, sama halnya dengan Armenia, Siprus, dan Israel, yang seluruh wilayahnya terletak di Asia.

AFC didirikan pada 8 Mei 1954 di Manila, Filipina dan merupakan salah satu dari enam konfederasi benua FIFA.
FIFA mengakui AFC sejak 21 Juni 1954.
Markas AFC berada di AFC House, Jalan 1/155, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
Slogan : The Future is Asia


Negara Pendiri
1. Afghanistan
2. Burma
3. Republik China
4. Hong Kong
5. India
6. Indonesia
7. Jepang
8. Republik Korea
9. Pakistan
10. Filipina
11. Singapura
12. Vietnam

Presiden
1. Sir Lo man Kam
Menjabat dari tahun 1954 - 1954, dari negara Hongkong
2. Kwok Chan
Menjabat dari tahun 1954 - 1956, dari negara Hongkong
3. William Sui Tak Louey
Menjabat dari tahun 1956 - 1957, dari negara Hongkong
4. N.C. Chan
Menjabat dari tahun 1957 - 1958, dari negara Hongkong
5. Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj
Menjabat dari tahun 1958 - 1977, dari negara Malaysia
6. Kambiz Atabia (Pejabat)
Menjabat dari tahun 1977 - 1978, dari negara Iran
7. Tan Sri Hamzah Abu samah
Menjabat dari tahun 1978 - 1994, dari negara Malaysia
8. Yang Mulia Sultan AHmad Shah
Menjabat dari tahun 1994 - 2002, dari negara Malaysia
9. Mohamed Bin Hammam
Menjabat dari tahun 2002 - Sekarang, dari negara Qatar

Wilayah
AFC terbagi ke dalam empat wilayah. Berikut ditunjukkan bagaimana tim-tim nasional di Asia terbagi ke dalam wilayah-wilayah (tetapi tidak harus menjadi bagian dari federasi sepak bola regional di wilayah tersebut). Sebagai aturan, karena adanya pembatasan budaya, hanya wilayah ASEAN dan Asia Timur yang mempunyai tim wanita.

Federasi Sepakbola ASEAN
* Australia
* Brunei
* Kamboja
* Timor Leste
* Indonesia
* Laos
* Malaysia
* Myanmar
* Filipina
* Singapura
* Thailand
* Vietnam

Federasi Sepakbola Asia Timur
* Republik Rakyat Cina
* Hong Kong
* Guam
* Jepang
* Cina Taipei (Taiwan)
* Korea Utara
* Korea Selatan
* Makau
* Mongolia
* Kepulauan Mariana Utara (provisional)

Federasi Sepakbola Asia Barat
* Bahrain
* Iran
* Irak
* Yordania
* Kuwait
* Lebanon
* Oman
* Palestina
* Qatar
* Arab Saudi
* Suriah
* Uni Emirat Arab
* Yaman


Federasi SEpakbola Asia Tengah Dan Selatan
* Afganistan*
* Bangladesh*
* Bhutan*
* India*
* Kirgizstan^
* Maladewa*
* Nepal*
* Pakistan*
* Sri Lanka*
* Tajikistan^
* Turkmenistan^
* Uzbekistan^

(*anggota Federasi Sepak Bola Asia Selatan (SAFF))
(^anggota Federasi Sepak Bola Asia Tengah (CAFF))


Turnamen
* ASEAN: Kejuaraan Sepak Bola ASEAN (dahulu bernama Piala Tiger sebelum 2007)
* Asia Tengah: Secara resmi hanya ada 4 negara di kawasan ini (Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Kazakhstan tergabung ke UEFA). Tidak ada turnamen resmi antar mereka.
* Asia Timur: Piala Asia Timur
* Asia Selatan: Piala SAFF
* Asia Barat: Kejuaraan WAFF (tidak seluruh negara Asia Barat mengikutinya), Piala Negara Teluk

Official Website : AFC

Diambil dari Wikipedia
Baca Selengkapnya::: - Sejarah AFC (Asian Football Confederation) / Konfederasi Sepakbola Asia

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah Closet WC / Jamban / Kakus

Penciptanya adalah orang Inggris bernama Sir John Harrington.
Ia menciptakan alat tersebut pada tahun 1460, akan tetapi masih dalam keadaan yang primitip,
karena keadaannya yang belum lengkap.
Orang lain kemudian meneruskan idenya.
Mereka itu adalah Mr Cummings pada tahun 1775 dan mereka ini sudah dilengkapi dengan alat penyiram kotoran, serta didaftarkan hak patent-nya pada abad ke - 18.
Hak petent untuk tangki airnya dipegang oleh Mr Beachman, yang diciptakannya pada tahun 1782.

kalo sejarahnya, begini Asal Usul sejarah terciptanya closet / Kakus / Jamban

Sekitar tahun 3000-1500 SM di ibukota Hindustan, Mohenjodaro, dibuat saluran air dan kloset yang mempunyai saluran pembuangan.
Akan tetapi, bersamaan dengan hancurnya peradaban Hindustan, kloset itu pun ikut menghilang karena tidak bisa bertahan sampai zaman berikutnya.
Lalu waktu pun berlalu…

Pada tahun 1371 di London, Inggris, dibuat UU (Undang-Undang) yang berbunyi
“Barang siapa membuang tinja dari jendela, harus membayar denda sebesar empat shilling”.
Walaupun begitu, tetap saja ada orang yang diam-diam membuang tinja.
Ternyata bukan hanya seorang, tapi semua orang membuang tinja tanpa peduli dengan peraturan yang sudah ada.
Jadi, kalau sedang berjalan santai di kota London, jangan kaget kalau tiba-tiba ada tinja yang jatuh dari langit.

Apa sebabnya? TANYA KENAPA!?
Sebabnya adalah London merupakan ibukota besar.
Sejak dulu, orang berbondong-bondong datang ke London untuk mencari pekerjaan.
Akibatnya, tak ada lagi lahan untuk tempat tinggal.
Untuk mengatasinya, dibangunlah gedung-gedung tinggi di kota London (rumah susun).
Pada waktu itu, kloset dengan saluran pembuangan air belum ada.
Jadi, orang-orang London menggunakan “close stool” (pispot dengan tempat duduk).

Tinja ditampung dalam pispot, kemudian orang-orang harus membawa pispot tersebut keluar gedung untuk membuang tinja ke parit atau ke tempat-tempat lain yang diinginkan.
Banyak penghuni gedung rumah susun yang tinggal di lantai atas mengeluh, karena tiap hari mereka harus keluar gedung, naik turun tangga untuk membuang isi pispot.
Terkadang isi pispot dirasa terlalu berat, kadang-kadang ada yang tak sengaja menjatuhkan isi pispot di tangga atau lantai gedung.
Karena bosan dan repot, akhirnya mereka membuang isi pispot lewat jendela.

Walaupun sudah dibuat peraturannya, cara macam ini tetap tidak berubah.
Kemudian tinja-tinja yang tersebar di luar gedung dan di berbagai ruas jalan di kota London, dibiarkan begitu.
Penghuni kota London mengandalkan petugas kebersihan yang datang untuk mengangkut sampah setiap tiga minggu.
Hingga tiba-tiba penyakit pes yang mengerikan mewabah di London dan menewaskan banyak orang.
Walaupun begitu, tetap tak ada perubahan.
Tak terpikir di benak mereka kalau penyebab utamanya adalah lingkungan yang kotor.

Dua ratus tahun berlalu sejak UU pembuangan tinja dibuat, tapi kota London tetap dipenuhi sampah, tinja dan bau tak sedap.
Hingga akhirnya pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan kloset bilas.
Tapi Ia hanya membuat dua kloset bilas (satu terpasang di rumahnya, satunya lagi di kediaman Ratu Elizabeth 1).
Namun kloset beliau masih menggunakan bejana untuk menampung tinja, sehingga bau tak sedap masih jadi masalah.
Meskipun demikian, kloset Harington merupakan kloset bilas modern pertama di dunia.
Kemudian Cummings memperbaiki temuan Harington.

Cummings menemukan kloset bilas yang tidak bau “valve closet”.
Kenapa tidak bau? TANYA LAGI KENAPA!?
Karena kloset ini menggunakan air sebagai penghalang supaya bau tidak menyebar.
Tapi (masih ada tapinya), saluran pembuangan air pada kloset bilas Cummings digunakan rakyat London untuk membuang sampah sehingga saluran itu tersumbat.
Lalu terjadilah peristiwa menakutkan.
Kota London diserang wabah kolera sampai tiga kali
(tahun 1849 menewaskan 14,000 jiwa, tahun 1854 menewaskan 10,000 jiwa dan 1866 memakan korban 5,000 jiwa).
Lingkungan yang kotor menjadi salah satu penyebab utamanya.

Dengan terjadinya wabah kolera ini, penghuni kota menyadari pentingnya fungsi saluran air bawah tanah.
Setelah memeriksa saluran-saluran air bawah tanah, para petugas kebersihan menemukan kerusakan di sana-sini dan tumpukan-tumpukan sampah yang menyumbat saluran air.
Maka diputuskan untuk segera memperbaiki dan membuat saluran-saluran air bawah tanah yang baru.
Tahun 1865, saluran-saluran air bawah London baru mulai berfungsi lagi.

Lima ribu tahun telah berlalu sejak zaman Mohenjodaro.
Di kota London telah dibuat saluran air bawah tanah yang disambungkan ke kloset bilas.
Menjelang tahun 1870, kloset bilas makin berkembang berkat saluran air bawah tanah yang dibangun dengan kokoh.
Lalu tahun 1889, Bostell membuat kloset bilas yang disebut “wash-down” seperti yang ada sekarang.
Akhirnya, kloset bilas yang dulu pernah ada di zaman Hindustan dan menghilang, kini telah kembali..

Diambil dari http://www.kaskus.us/showthread.php?p=376731450
Baca Selengkapnya::: - Sejarah Closet WC / Jamban / Kakus

print halaman iniPrint halaman ini

Sejarah TRANS TV (Stasiun Televisi Indonesia)

Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia mulai secara terrestrial area di Jakarta, yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung.
Dengan motto "Milik Kita Bersama",
konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya.
Trans TV adalah anak perusahaan PT Trans Corporation.


Sejarah
Trans TV memperoleh ijin siaran didirikan pada tanggal 1 Agustus 1998 Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001 meski baru terhitung siaran percobaan, Trans TV sudah membangun Stasiun Relai TV-nya di Jakarta dan Bandung.
Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 19.00 WIB malam.
Trans TV kemudian pertama mengudara mulai diluncurkan diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri sejak tanggal 15 Desember 2001 sejak sekitar pukul 19.00 WIB Malam, TRANS TV memulai siaran secara resmi.

Daftar Direktur Utama
1. Ishadi S.K.
Menjabat dari tahun 1998 - 2008
2. Wishnutama
Menjabat dari tahun 2008 - Sekarang

Logo
Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.


VISI :
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

MISI :
Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

Kantor Pusat
Studio TransTV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.
Website : TRANS TV

Diambil dari Wikipedia
Baca Selengkapnya::: - Sejarah TRANS TV (Stasiun Televisi Indonesia)

print halaman iniPrint halaman ini